Selasa, 06 November 2012

Prestasi Membanggakan Kebudayaan Indonesia Di Mata Dunia


Berikut ini adalah 5 hal yang makin membuat kita kagum dan bangga sebagai bangsa Indonesia:
1313683008357159083
1. Gamelan menjadi kurikulum sekolah di Di New Zealand, Singapura, Amerika Serikat dan Jepang.
Gamelan Jawa telah menjadi salah satu kurikulum tetap di New Zealand School of Music (NZSM) dengan kode mata kuliah PERF250 - Special Indonesian Gamelan berdasarkan kesepakatan kerjasama Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Wellington dengan NZSM pada tahun 1975. Kesepakatan ini ditindak-lanjuti dengan pemberian seperangkat gamelan Pelog oleh KBRI Wellington dengan status ‘pinjaman permanen’.
Jumlah mahasiswa ‘gamelan course’ tahun 2011 mencapai 23 orang. Melebihi batas maksimal penerimaan mahasiswa khususnya untuk mata kuliah PERF250 sebanyak 18 orang. Ini menunjukkan besarnya minat mahasiswa NZSM untuk mendalami seni budaya Indonesia khususnya gamelan. Jangka waktu pengajaran sangat singkat yaitu satu semester atau kurang lebih 13 minggu. Dalam kurun waktu tersebut, selain mahasiswa harus mampu memainkan sebanyak 3 gending gamelan dengan teknik menabuh yang baik, mereka juga harus mendalami teori tentang sejarah dan perkembangan gamelan.
Kepiawaian para mahasiswa tersebut ditampilkan dalam acara Ujian Akhir mata kuliah gamelan Jawa bertajuk “Heavenly Gongs : Music from Java” pada Minggu, 12 Juni 2011 lalu yang diselenggarakan di Adams Concert Room (ACR) NZSM. Acara tersebut mampu membuat kagum sekitar 200 penonton dari berbagai kalangan seperti mahasiswa, pengajar, masyarakat New Zealand dan Indonesia.
Festival Gamelan Dunia pertama diadakan tahun 1986 di Kanada. Setidaknya terdapat ratusan lebih kelompok ensambel dan studi gamelan di Amerika Serikat, belum lagi di negara lain. Menurut Rahayu Supanggah, penggagas Festival Gamelan Dunia tersebut, Singapura telah menjadikan gamelan sebagai mata pelajaran wajib di berbagai sekolah dasar pada hampir sebagian wilayahnya.
Di Amerika, gamelan Jawa sudah terkenal di berbagai universitas unggulan, seperti Universitas California di Berkeley (gamelan Kyai Udan Mas), San Jose University (gamelan Sekar Kembar), Lewis and Clark College (Kyai Guntur Sari), Michigan, Wiscounsin, Northern Illinois, Oberlin, Wesleyan, dan ratusan universitas terkemuka lainnya.
Di Jepang, gamelan sudah menjadi media ajar di berbagai universitas, seperti Tokyo University of Fine Art and Music dengan grup gamelannya yang bernama Kyai Lambang Sari, di Kuntachi College of Music (Gamelan Sekar Jepun), Dharma Budaya Osaka University, Hyogo University, Tokyo Osaka-Tohogakuen (semuanya college of music).
1313683116713650512. Brand internasional Gucci dan Christian Dior menggunakan kain tenun asli Indonesia sebagai bahan bakunya.
Brand internasional Gucci ternyata menggunakan kain tenun asli Indonesia sebagai bahan bakunya. Tenun Indonesia telah dipercaya oleh pasar internasional. Tenun Indonesia dianggap sangat berharga karena handmade (buatan tangan). Itulah yang membuat brand internasional seperti Gucci mau bekerjasama dengan pengrajin tenun di Indonesia.
Namun yang sangat disayangkan justru antusiasme pasar domestik sendiri terhadap tenun tradisional masih rendah. Dahulu batik pun demikian. Namun sekarang, produksi batik telah berkembang sangat pesat.
Dan kini 2 rumah mode internasional, Gucci dan Christian Dior telah menggunakan tenun Indonesia untuk digunakan dalam produk mereka. Tenun merupakan hasil karya berupa kain yang dibuat dengan benang dan dimasukkan ke dalam pakan pada alat yang disebut lungsin. Dan tenun masih terbagi lagi menjadi songket, yang merupakan tenun dengan benang emas atau perak, kemudian ada ikat, dobel ikat, dan pakan.
Tentunya kita bangga melihat kain-kain asli Indonesia yang maha kaya dalam hal craftsmanship ini tampil di runway designer international mulai dari Milan, Paris, dan kini London. Dalam fashion week Spring tahun 2010, Frida Gianini dari rumah mode Gucci mengeluarkan koleksi cocktail dengan tema Tribal yang menggunakan Ikat (kain tenun dan motif tenun khas Indonesia terutama Sumbawa).
Burberry pun mengeluarkan koleksi Spring untuk tahun 2012 yang juga menggunakan Ikat yang menawan. Dipadu dengan fabrics yang nyaman, membuat Burberry tampil sangat khas.
Bila desainer mancanegara saja bangga menggunakan kain ikat tenun untuk ragam fashion mereka, mengapa para designer dalam negeri tidak melakukan hal yang sama? Oleh karena itu tak perlu anda jauh-jauh berbelanja fashion ke luar negeri, sebab kenyataannya bahan baku fashion mereka justru berasal dari negeri kita sendiri.
3. Tas ‘Bagteria’ buatan Indonesia terpampang indah di berbagai etalase mall-mall kelas atas di 32 negara di seluruh penjuru dunia.
Tas merek ‘Bagteria’ merupakan hasil karya Nancy Go, seorang putri bangsa keturunan Brazil yang berhasil merambah kancah mode dunia dengan tas-tas cantiknya. Nancy bersama suaminya Bert Ng, memilih nama merek “Bagteria” yang terkesan global dan mengandung unsur humor. Hal tersebut sengaja dilakukan agar bisa memainkan citra produknya. Bagteria diharapkan terkenal seperti bakteri yang mewabah, menjadi ‘infeksi’ di seluruh dunia. Nancy den Bert mendirikan PT Metamorfosa Abadi, yang merupakan payung hukum Bagteria.
Dengan modal Rp.300 juta, pada bulan Mei 2000 mereka membuat workshop pembuatan tas dengan menyewa sebuah rumah, yang letaknya persis di depan kediaman kelua13136832591788097533rga Ng di kawasan Jakarta Barat. Saat itu, mereka hanya mempekerjakan 5 karyawan.
Nancy lahir di Sao Paulo Brazil pada tanggal 6 Januari 1963. Ia sempat disarankan untuk mendaftarkan ‘Bagteria’ di italia dan mengubah mereknya dengan kata-kata berbau Italia. Tujuan tersebut terutama masalah gengsi di mana Italia memang terkenal dengan fashionnya. Namun Nancy memutuskan untuk mempertahankan merek ‘Bagteria’ dan mendaftarkannya di Indonesia. Di Eropa dan Amerika, merek Bagteria setaraf dengan Louis Vuitton, Chanel, atau Christian Lacroix. Public figure dunia yang mengenakan tas Bagteria ini antara lain Paris Hilton, Zara Phillips (cucu Ratu Elizabeth II), Emma Thomson, dan Audrey Tatou.
Mulanya Nancy dan Bert menawarkan Bagteria sebagai produk ekspor. Sebagai langkah awal, mereka membidik Hongkong sebagai kiblat mode Asia. Nancy menawarkan bisnis dengan konsep waralaba. Di tiap negara, mereka memilih satu distributor sebagai master franchise untuk memasarkan Bagteria ke butik pilihan. Namun, ia mengecualikan Taiwan. Khusus untuk negara tersebut, Nancy melakukan bisnis secara kemitraan.
13136833302069976795Namun ternyata Indonesia bukan merupakan sasaran pemasaran ‘Bagteria’ yang pertama. Untuk ukuran masyarakat Indonesia, harga jual dalam negeri yang berkisar 1 - 8 juta per tas, masih dianggap terlalu mahal. ‘Bagteria’ memang menggunakan bahan baku yang unik seperti kristal swarovski, manik, payet, batuan semi-precious, hingga emas dan perak dalam ukuran milimeter semuanya dijahit secara teliti satu per satu. Selain itu bahan yang digunakan adalah bulu domba, kulit belut, piton, ostrich, kulit ikan salmon, dan gading mammoth. Bahan-bahan ini dipesan langsung ke Siberia, Islandia, dan Afrika. Nancy juga memanfaatkan bahan lokal, seperti kulit piton, kulit buaya, kerang, kayu, dan perak dari perajin Bali dan Yogya.
13136834222521877294. Kimilsungia, Bunga nasional Korea Utara berasal dari Indonesia
Sejarah dipilihnya bunga nasional Korea Utara, Kimilsungia ini adalah sewaktu Presiden Korea Utara Kim Il Sung melakukan kunjungan diplomatik ke Indonesia pada tanggal 13 April 1965. Pada kesempatan itu, Presiden Indonesia Soekarno mengajak Kim Il Sung berjalan-jalan ke Kebun Raya Bogor, sebuah taman besar tempat tumbuhnya berbagai jenis tanaman. Ketika itu Kim Il Sung berhenti sejenak untuk menikmati deretan anggrek jenis “dendrobium” asal Makassar, yang sedang mekar. Melihat Kim Il Sung tertarik dengan bunga tersebut, Bung Karno langsung memberikan bunga anggrek itu kepadanya sebagai hadiah ulang tahun untuk sang tamu negara.
13136839831101760656Bung Karno berinisiatif untuk memberikan nama pada bunga tersebut. Kemudian muncullah nama “Kimilsungia”, yang merupakan perpaduan nama Kim Il Sung dan Indonesia. Sejak saat itu, Kimilsungia diabadikan sebagai bunga nasional Korea Utara.
Kimilsungia kemudian dikembangkan di Korea Utara. Pengembangan bunga itu terus berjalan di Korea Utara. Proses budi daya di negeri itu bukan hanya menjadikan bunga itu terus tumbuh, melainkan dikembangkan menjadi lebih subur. Jika di Indonesia Kimilsunga memiliki 3 kuntum setiap tangkainya, di Korea Utara dibudidayakan menjadi 6 hingga 7 kuntum setiap tangkai.
5. Batik Indonesia mendunia.
Batik dengan segala keindahan coraknya telah lama memukau siapapun yang melihatnya. Tak bisa disangkal, batik sudah menjadi panutan dan membawa ciri khas Indonesia menjadi lebih dikenal diseluruh dunia. Dilihat dari sejarahnya, munculnya batik ini sudah ada sejak jaman kerajaan dahulu di Indonesia, dimana dahulu batik merupakan golongan dari kesenian atau kerajinan gambar diatas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga kerajaan jaman dahulu, terutama di Jawa.
13137047361781949151
Batik menjadi semakin terkenal ketika pakaian batik milik ibu Presiden Amerika Serikat Barack Obama saat tinggal di Jakarta menjadi koleksi di Museum Tekstil Washington. Pameran bertajuk “A lady found culture in its cloth: Barack Obama’s mother and Indonesian batiks” memberikan pengetahuan bagi pengunjung tentang sisi lain dari kehidupan Ann Dunham, ibu presiden AS ke-44 itu serta pekerjaaanya sebagai ahli anthropologi.
Seorang desainer batik, Nusjirwan Tirtaamidjaja, atau yang lebih dikenal dengan nama Iwan telah membawa nama Indonesia ke mata dunia. Karya-karya batiknya disukai dan telah dikenakan oleh beberapa kepala negara seperti Ratu Elizabeth II, Ratu Sophie dari Spanyol, Ratu Juliana dari Netherland, bahkan Bill Clinton.
Belum lama ini Isteri Duta Besar Indonesia untuk Amerika, Rosa Rai Djalal, membuka pameran batik bertajuk Indonesian Batik: World Heritage di KBRI Washington. Acara itu dihadiri puluhan tamu undangan, termasuk warga Amerika yang ingin mengenal batik lebih jauh. Pameran tersebut menampilkan sekitar 60 kain batik dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Solo, Cirebon, Pontianak, dan lain-lain.
Menurut Claire Wolfowitz, isteri mantan Dubes Amerika untuk Indonesia, Paul Wolfowitz, turut menghadiri acara peluncuran pameran itu. Ia menyebut batik sebagai seni yang indah, apalagi proses pembuatannya juga tidak mudah, sehingga harus lebih dihargai den mendapat apresiasi. Apalagi dibutuhkan banyak waktu dan keahlian khusus untuk membuatnya. Batik adalah karya seni, bukan hanya tekstil.
Semoga kita bisa makin mencintai negeri kita dan bangga dengan apa yang kita miliki dengan begitu banyak kekayaan alam yang terkandung di dalam perut bumi ibu pertiwi. Karena ternyata produk buatan bangsa sendiri justru diakui oleh negara-negara di dunia. Sebagai bangsa, tentunya ada kebanggaan tersendiri ketika melihat karya anak bangsa begitu dihargai di mata dunia internasional.

Sumber : http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2011/08/18/prestasi-membanggakan-indonesia-di-mata-dunia-2/

Senin, 05 November 2012

Budaya Kalimantan Tengah


 
Kaliamantan tengah sebuah propinsi yang berada di pulau kalimantan dimana budaya dayak berada disini, sebenarnya diseluruh pulau kalimantan terdapat suku dayak, namun yang membedakan disini adlah adat istiadat dan tariannya
Budaya dayak adalah budaya yang sanagat luhur dan eksotis mulai dari keseharian, cara hidup dan adat istiadatnya
ini bisa kita lihat dari bentuk bangunan khas suku dayak dan pakaian adat dari suku dayak yang sangat bagus dan eksotis, siapapun yang mengenakan pakaian adat dari suku dayak ini sunguh kelihatan sanagat mempesona.
tiada habisnya bila kita mebahas budaya yang satu ini, budaya yang luhur dimana selalu menyatu dengan alam dan lingkunganya dan tiada duanya saya sangat suka sekali denagn budaya dayak ini
berikut beberapa tarian dan adat istiadat dari suku dayak atau budaya dayak.

 
 
rumah betang
 
tambundanbungail
 
tari bawikuwu
 
Tari-Anyam
 
 
 
 
/9033_1065399894248_1803568003_133047_4340919_n1.jpg”>

Pesona Budaya Indonesia di Hawai


Selasa, 23 Oktober 2012, 14:54 WIB
Ismail Sulaiman
  
Pesona Budaya Indonesia di Hawaii
Tari Indang dari Sumatera Barat yang ditampilkan pada acara Resepsi dan Dinner East West Center dan Lion Club.

 Dua hari berturut turut di ujung weekend merupakan hari pesona Indonesia di Hawaii. Pesona pulau Hawaii bertambah indah dengan kehadiran pentas seni, yang dipersembahkan oleh mahasiswa Indonesia yang sedang melanjutkan studinya di East West Center dan University of Hawaii Manoa.

Pentas seni ini dipersembahkan dalam acara Resepsi dan Dinner East West Center dan Lion Club. Penampilan budaya Indonesia merupakan penampilan rutin dan selalu dinantikan oleh warga Amerika di Hawaii. 

Sebelum acara, para penari Indonesia disambut dengan sangat hangat, sembari mengalungkan layer atau kalungan bunga dan sejenis daun yang tumbuh di Hawaii. Ini merupakan simbol dan lambang Ohana atau kekeluargaan yang tak akan putus.

Acara dimulai dengan kata sambutan oleh panitia, lalu dilanjutkan dengan memperkenalkan para tokoh organisasi tersebut. Setelah acara sambutan, dipersilakan kepada tamu untuk menikmati hidangan dengan menu makan malam yang bervariasi, yang pastinya menu ala Asia tak ketinggalan. Nasi, sayur ikan, curry ikan, gorengan cumi dan sambal merupakan menu yang tak luput dilupakan.

Setelah acara makan selesai, tibalah penampilan seni dari beberapa negara. Indonesia tampil setelah penampilan seorang musisi dengan serulingnya. Para penari tidak semua berasal dari Indonesia, akan tetapi terdiri dari berbagai negara yang tertarik dengan budaya Indonesia. Ada Mathias yang berasal dari Belanda, sementara ibunya berdarah Jawa. Ada pula Isaura Ziza dari Timor Leste dan Syuman dari Nepal.

Tarian yang ditampilkan yakni Tari Indang dari Sumatera Barat. Dengan kostum yang warna-warni, menambah gemerlap dan menawan penampilan. Kekompakan pun terbina dengan menunjukkan permainan gerakan yang bervariasi dan dinamis, sehingga membuat penonton terkesima. 

Tepuk tangan bergema tiada henti setelah gerakan terakhir berhenti tanpa cela. Kepuasan dan bangga pun terpancar dari raut wajah mereka. Tugas mulia pun selesai dilakukan dengan sempurna demi mengharumkan nama baik negeri Indonesia tercinta.  

Kegembiraan tak sampai di sini saja. Penampilan berlanjut setelah acara selesai di Paradise Park. Pesona Indonesia dilanjutkan di Hale Halawai, East West Center Kampus. Dan kembali tepuk tangan pun bergema.

Keesokan harinya, Pesona Indonesia dilanjutkan dengan Indonesia Batik Workshop. Acara berlangsung selama dua hari. Acara workshop ini dipersembahkan oleh Indonesia Nongkrong Yuk dan digawangi oleh Arum Octaviani, remaja yang penuh bakat sebagai Fullbright Fellowship in teaching assistance di University of Hawaii, Manoa. 

Selama dua hari, Arum memperagakan kebolehan dan kemahirannya di dalam membuat pola motif batik dan mengajarkan kepada peserta workshop. Hampir seluruh peserta berasal dari Amerika dan sangat tertarik dengan budaya Indonesia.

Setelah membuat pola, keesokan harinya dilanjutkan dengan mencanting pola. Sesi ini sangat menarik, karena butuh kesabaran dan perjuangan dalam mencanting. Bagi yang tak terbiasa, akan merasakan panasnya lilin yang menetes ke tangan atau bagian tubuh lainnya. Tapi hal ini tidak membuat mereka menyerah untuk menyelesaikan. Dan itu dibuktikan dengan hasil batik yang indah dari tangan-tangan peserta. 

Acara pun ditutup dengan kegembiraan sambil menunjukkan hasil karya masing-masing. Yang tersisa, tinggal kenangan indah dan pesona Budaya Indonesia di Rantau. Salam Ohana dari Hawaii.

Sumber :